Aku Ingin Jadi YouTuber

Anak-anak zaman dulu ketika ditanya cita-citanya, biasanya akan menjawab ingin menjadi pilot, dokter, astronot, polisi, guru, dan profesi-profesi yang menurut mereka keren. Namun sebagian besar anak-anak sekarang ini dengan cepat menjawab “YouTuber”, saat ditanya cita-citanya. Bisa dipahami kenapa mereka ingin menjadi youtuber, sebab hampir setiap hari mereka bisa mengakses video-video dari youtuber idola mereka.

Siapa tak kenal Atta Halilintar? YouTuber yang memiliki pengikut terbanyak se-Asia Tenggara ini tak hanya dikenal oleh anak-anak Indonesia, bahkan di negara-negara tetangga. Setiap video yang dibuatnya, selalu menarik untuk ditonton oleh banyaknya anak muda yang mengidolakannya. Dia juga termasuk dalam sepuluh YouTuber dengan penghasilan terbesar di dunia. Wooow…amazing ya?

Selain Atta, banyak juga YouTuber lain yang fokus pada konten tertentu. Ada yang memilih review makanan, misalnya Nex Carlos. Membayangkan jadi para food vlogger ini sepertinya enak banget ya? Keliling kemana-mana, merasakan makan yang enak-enak, dan dapat uang pula. Ada yang kontennya tentang tempat-tempat wisata, biasa dijuluki travel vlogger. Beauty vlogger dengan ulasan dan tips-tips mengenaik kecantikan dan produk perawatan kulit wajah.

Tak heran jika anak-anak ingin menjadi seperti mereka, bahkan banyak yang meniru gaya idola mereka. Seolah jadi YouTuber terkenal, anak-anak ini menjelaskan tentang makanan yang sedang dimakannya. Menceritakan bagaimana rasanya, apa saja bahan yang ada di dalamnya, dan tak lupa mempengaruhi pengikutnya untuk ikut mencoba. Ya, tentu saja pengikut pura-pura.

Saat bermain dengan teman-temannya, mereka sengaja merekam seperti Atta yang sedang ngobrol dengan bintang tamunya. Sedang jalan-jalan, sepedaan, main sepatu roda, semuanya ingin mereka rekam. Mereka sedang membayangkan dan seolah-olah menjadi seorang YouTuber terkenal.

Apakah keinginan mereka itu salah? Tentu sajak tidak. Wajar mereka ingin terkenal seperti dengan cara yang menurut mereka mudah. Hanya ngomong-ngomong, ngobrol, jalan-jalan, makan, bisa dikenal orang banyak dan menghasilkan uang. Bandingkan dengan pegawai yang berangkat pagi pulang malam dengan gaji tidak seberapa dan tidak dikenal banyak orang. Seperti itulah barangkali yang dipikirkan anak-anak.

Hanya saja sebagai orang tua, kita perlu memberikan penjelasan kepada anak-anak tentang bagaimana sebenarnya menjadi YouTuber. Mereka perlu modal yang cukup besar untuk membeli kamera yang bisa menghasilkan video dengan kualitas tinggi. Tripod, mikrofon, laptop, studio, dan alat-alat yang mendukung terciptanya video yang layak untuk disukai para pengikutnya.

Lalu apakah tiba-tiba seorang YouTuber bisa terkenal? Jelas tidak. Butuh konsistensi untuk membuat video yang bagus agar disukai dan semakin banyak dikenal. Tentu saja ini membutuhkan ide yang terus-menerus, tidak boleh malas, mencari inovasi baru agar tidak membosankan, serta harus siap dipuji maupun dicela. Ya, modal mental siap dikritik bahkan dicaci oleh haters, juga modal utama yang perlu disiapkan.

Jelaskan juga pada anak-anak bahwa yang terlihat, sepertinya enak sekali. Sekedar makan enak, cerita lalu ditonton banyak orang dan dibayar. Padahal yang dilakukan di belakang layar bukan hanya itu. Seringkali perjalanan menuju loksi cukup jauh, mereka juga harus membawa kru, tidak jarang juga harus begadang untuk mengedit video sebelum ditayangkan di You Tube.

Seiring berjalannya waktu, keinginan anak untuk menjadi YouTuber ini bisa jadi akan berubah. Yang pasti, selalu sampikan pada anak, bahwa tidak ada pekerjaan baik yang diraih dengan cara yang mudah. Menjadi apapun nantinya, buatlah anak-anak mengerti bahwa kita harus berjuang untuk meraih apa yang kita inginkan.