Tips dan Trik Menjadi Pengelola Sukses

Masih dalam suasana Lebaran, tim IMA berkesempatan mengunjungi salah satu cabang IMA di Kabupaten Banyumas, yaitu cabang Purwokerto Utara. Sambil menyelam minum air, seperti itulah kira-kira gambaran kunjungan kali ini. Sambil bersilaturahmi, sekaligus menyerap ilmu dari pasangan Bapak dan Ibu Pengelola. Yuk simak hasil obrolan kami, yang semoga bisa menginspirasi dan menularkan semangat pada kita semua.

Bapak Aryo Wicaksono dan Ibu Atiek Widihastuti, adalah sepasang suami istri adalah pengelola dari empat cabang IMA di empat kabupaten yang berbeda, yaitu cabang Purwokerto Utara (Banyumas), Purbalingga (Purbalingga), Cilacap Tengah (Cilacap), dan Mandiraja (Banjarnegara). Pernah mencapai total 387 siswa dari keempat cabang tersebut. Luar biasa bukan?

Ibu Atiek yang kami temui di kediamannya yang sekaligus sebagai cabang Purwokerto Utara, menceritakan perjalanan beliau sebagai pengelola IMA. Awalnya beliau mengenal IMA dari seorang teman yang memberitahu bahwa ada tempat les Sempoa yang bagus di daerah Mardikenya. Setelah mendapatkan informasi, beliau tertarik mengikutkan anak pertamanya untuk belajar di sana. Seiring berjalannya waktu, beliau merasa repot untuk antar jemput, lalu terlintas pemikiran “saya ibu rumah tangga yang tidak banyak kesibukan, kenapa tidak buka sendiri di rumah, tempatnya ada dan sepertinya punya potensi”. Dengan dukungan penuh dari suami, beliau memutuskan menghubungi Kantor IMA Jateng-DIY mengajukan membuka cabang. Setelah semua persyaratan dipenuhi, berdirilah IMA cabang Purwokerto Utara pada tahun 2008.

Proses promosi dimulai dengan memberitahu teman-teman dekat, lalu mengundang peserta dari beberapa SD sekitar saat grand opening. Siswa pertama yang didapat saat itu ada sepuluh anak, yang terdiri dari 2 anak sendiri, 3 anak anak teman, dan hanya 5 anak yang dari luar. “Pokoknya dipaksain bagaimana caranya yang penting kelas bisa berjalan dulu”, tutur beliau. Karena syarat untuk membuka kelas baru minimal sepuluh anak, maka kelas pun dimulai. Masa-masa menjadi pengelola dilalui dengan jumlah siswa yang tidak terlalu baik. Dari 2008 hingga 2010 jumlah siswa tidak mengalami peningkatan berarti. Pernah suatu saat mencapai angka tiga puluhan, lalu turun lagi. Menurut beliau mungkin karena motivasi diri yang kurang dan tidak fokus alias hanya dijadikan sampingan dengan usaha yang lain. Hal tersebut terus berlanjut hingga pada akhir 2013  beliau mendapat SP (Surat Peringatan) dari IMA Jateng-DIY, jika dalam tiga bulan tidak ada peningkatan maka kerjasamanya akan dipertimbangkan apakah akan dilanjutkan.

Surat peringatan tersebut membuat beliau dan suami merenung “kok sayang banget kalau sampai cabang IMAnya ditutup, padahal kita punya potensi kenapa tidak kita perjuangkan dan maksimalkan”. Beliau seperti mendapat cambuk, dan memutuskan “ayo kita giatkan lagi promosinya, kita cari siswa yang banyak ”. Hal tersebut menjadi titik balik beliau untuk melakukan promosi tanpa kenal lelah. Satu ruang kelas yang ada saat itu diisi penuh menjadi enam rombongan belajar. Setelah terpenuhi, beliau tetap gencar melakukan promosi hingga meminta tambahan guru dan agar diizinkan untuk membuka ruang kelas paralel ke IMA Jateng-DIY. Alhamdulillah diizinkan dan kelas paralel yang ke-2 pun penuh di awal tahun 2014, jadi beliau punya dua belas rombongan belajar di IMA Cabang Purwokerto Utara. Hal tersebut membuat beliau semakin bersemangat dan mengajukan untuk membuka ruang kelas paralel ke-3. Sampai saat ini cabang Purwokerto memiliki tiga ruang kelas.

Pasangan suami istri ini tidak puas hanya dengan satu cabang, maka mulai melirik daerah lain. Ibu Atiek mendengar informasi dari teman bahwa di Purbalingga ada cabang yang bisa dibilang sedang mati suri dan beliau pun mengajukan diri membuka cabang di Purbalingga. Pucuk dicinta ulam pun tiba, IMA Jateng-DIY mengizinkan dengan harapan ibu Atiek pengelola yang sebelumnya bisa termotivasi untuk lebih aktif promosi sehingga bisa bangkit lagi dan sama-sama sukses. Alhamdulillah grand opening IMA cabang Purbalingga pada bulan Maret 2014 langsung mendapatkan kurang lebih enam puluh siswa. Dalam perkembangannya pada bulan September 2014 sudah bisa mencapai kurang lebih dua ratus siswa hanya dengan empat kali open house atau promosi. Beliau jadi semakin semangat dan ingin mengulang lagi.

Pada tahun 2015 ibu Atiek mengajukan diri lagi untuk menjadi pengelola di Kabupaten Cilacap, tepatnya kecamatan Cilacap Tengah. Berbeda dengan saat grand opening di Purbalingga, jumlah siswa yang diperoleh tidak lebih dari tujuh anak. Namun berkat semangat yang tinggi untuk terus promosi, IMA cabang Cilacap Tengah berhasil mencapai jumlah dua ratus siswa dalam waktu tiga bulan terhitung dari bulan Agustus hingga Nopember 2015. Ketertarikan pasangan pengelola ini pada IMA semakin tinggi. Meskipun penuh perjuangan dan sempat jatuh sakit karena tidak mudah mencari tempat (kontrakan) yang cocok mengharuskan bolak balik dari Puwokerto-Banjarnegara saat musim hujan. Hal tersebut tidak menyurutkan niat beliau untuk kembali membuka IMA Cabang di Banjarnegara, tepatnya kecamatan Mandiraja di awal tahun 2017.

Jumlah siswa di setiap cabang tidak tetap, naik turun adalah hal biasa. Meskipun demikian menurut beliau, yang namanya semangat harus tetap dijaga. Promosi harus tetap gencar agar jumlah siswa tetap stabil, kalaupun ada siswa yang keluar tetap ada siswa yang masuk. Dalam satu kali promosi beliau biasanya membagikan lima ratus undangan yang dibagi dalam tiga atau empat sesi acara. “Perizinan ke sekolah untuk cabang yang jauh saya lakukan tiap seminggu sekali, berangkat pagi-pagi agar bisa dapat izin beberapa sekolah untuk minimal dua kali open house”, tutur beliau.

Proses perizinan ke sekolah dan promosi tidak selamanya mulus. Izin ke sekolah favorit dan potensial, sering kali ditolak. Beliau hanya bisa membagikan undangan kelas gratis dan brosur di depan sekolah saat anak-anak pulang. Ada juga sekolah yang mengizinkan untuk dilakukan demo melalui gurunya, namun saat undangan dan acara sudah disiapkan ternyata kepala sekolah tidak mengizinkan. Sering juga Open house banyak yang datang, namun tidak ada satu orang pun yang mendaftar.

Ibu Atiek memiliki keyakinan “tugas kita yang penting kita berusaha dan terus bergerak, urusan hasil serahkan saja pada Allah” karena jika kita terus menerus memikirkan hasilnya, kita akan sering kecewa dan akhirnya jadi malas begerak. Selain menjaga komunikasi serta menyamakan visi dan misi dengan guru di cabang, untuk menjadi pengelola yang sukses ada beberapa tips dan trik yang dibagikan oleh beliau, yaitu :

  1. Harus berani bermimpi dan punya tujuan

Jangan terlalu memikirkan omongan orang, karena impian dan tujuan hidup tiap orang berbeda-beda.

  1. Memilih tempat yang tepat

Carilah tempat yang dekat dengan pusat kota, dekat sekolah, dekat jalan besar (mudah diakses), dan kapasitas ruangan yang sesuai standar (memadai).

  1. Lakukan, lakukan, dan lakukan!

Terus semangat dalam promosi dan demo ke sekolah tanpa melupakan saat yang tepat untuk promo tentunya, jika sekolah yang di kota sudah habis jangan segan untuk blusukan ke sekolah yang di pinggiran. Setelah beberapa periode, bisa kembali untuk promo ke sekolah yang sudah pernah di datangi. Yang penting usaha.

  1. Berani aktif

Sebagai pengelola harus mau belajar untuk bisa demo dan presentasi sendiri, tidak hanya mengandalkan bantuan dari pusat.

  1. Jaga hubungan baik dengan lingkungan sekitar

Contohnya dengan meminta izin kepada tetangga sekitar saat akan mengadakan open house.

  1. Pasrahkan hasil kepada Allah agar tidak kecewa

Pasangan suami istri ini bahu membahu membesarkan IMA. Bapak Aryo ibarat manager, yang memegang daftar sekolah sebagai target promosi dan mengatur acara termasuk undangan yang akan dibagikan. Sedangkan Ibu Atiek lebih banyak berhubungan dengan pihak sekolah dan orang tua siswa.  Untuk menjalankan keempat cabangnya, ada petugas administrasi yang membantu beliau.

Selama menjadi pengelola IMA banyak manfaat beliau dapatkan. Pendapatan yang diperoleh bisa memenuhi berbagai kebutuhan, termasuk biaya sekolah putra-putri mereka. Selain itu, setelah ikut belajar di IMA semua putra-putri Ibu Atiek jadi tidak takut dengan angka, bahkan si bungsu yang ikut les dari TK berhasil memperoleh nilai sempurna pelajaran matematika saat UN SD dan SMP.

Biarpun sudah punya empat cabang yang diampu oleh 7 orang guru, ibu Atiek dan suami punya cita-cita suatu saat ingin buka cabang lagi. Untuk tahun 2018 sediri mereka berdua sepakat untuk memaksimalkan cabang yang sudah ada dengan target 500 siswa. Beliau berkata “Saya punya empat cabang, Purwokerto Utara punya 3 guru, Cilacap Tengah 2 guru, Mandiraja 1 guru, Purbalingga saat ini 1 guru jika dimaksimalkan bisa jadi tambah guru satu lagi. Jadi targetnya minimal masing-masing guru punya tujuh puluh siswa”.

Begitulah obrolan seru dengan Ibu Atiek. Bagaimana? Apakah Anda ingin mengikuti jejak sukses beliau? Sebentar lagi tahun ajaran baru dimulai, bagi pengelola lain, ini adalah waktu yang sangat tepat untuk promosi. Mari mulai bersiap, tetapkan target dan praktikkan! Mari semua aktif bergerak untuk meraih sukses bersama.

Dan bagi Anda yang tertarik untuk membuka cabang di wilayah Jawa Tengah dan DIY, Silakan klik www.ima-jateng-diy.com/web/peluang-usaha. Atau bisa langsung menghubungi kami di alamat berikut ini.

Logo IMA

Surokarsan MG II/551, Mergangsan, Yogyakarta 55151.

Telp: 0274-386835. HP: 0857-4310-0903

Email: imajogya@yahoo.com